Area Perdagangan Bebas Amerika

Area Perdagangan Bebas Amerika (FTAA) , zona perdagangan bebas yang diusulkan mencakup seluruh Amerika. Negosiasi untuk membentuk Kawasan Perdagangan Bebas Amerika (FTAA) berakhir dengan kegagalan, namun, negara pihak tidak dapat mencapai kesepakatan pada batas waktu tahun 2005 yang telah mereka tetapkan. FTAA akan mencakup semua negara Amerika Utara dan Amerika Selatan dan Karibia kecuali Kuba.

Proposal FTAA berakar pada Enterprise for the Americas Initiative, diumumkan oleh Presiden AS George HW Bush pada tahun 1990. Setelah penandatanganan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) pada tahun 1992, proposal sebelumnya diperbarui di bawah naungan dari pemerintahan Presiden Bill Clinton pada KTT Amerika tahun 1994 di Miami. Pada tahun 1998 pekerjaan persiapan telah selesai dan negosiasi formal dimulai. Negosiasi FTAA dilakukan berdasarkan struktur dan jadwal yang disepakati. Tahap awal perundingan FTAA berlangsung dalam tujuh pertemuan tingkat menteri antara tahun 1998 dan 2002 dan menghasilkan tiga rancangan proposal. Proposal terakhir berisi ketentuan mengenai akses pasar, subsidi pertanian, investasi, tindakan antidumping, kebijakan persaingan, kekayaan intelektual, penyelesaian sengketa,pengadaan pemerintah, dan layanan. Fase akhir negosiasi yang diantisipasi ditempatkan di bawah kepemimpinan bersama Brasil dan Amerika Serikat pada November 2002, dengan maksud untuk menyelesaikan semua negosiasi pada 1 Januari 2005, dan melaksanakan perjanjian tersebut paling lambat Desember 2005.

Namun, batas waktu Januari berlalu tanpa penyelesaian kesepakatan. Batu sandungan utama dalam negosiasi tersebut adalah ketidaksetujuan negara-negara Amerika Latin terhadap subsidi domestik oleh pemerintah AS, khususnya di sektor pertanian. Selain itu, negara-negara Amerika Latin kurang berkeinginan dibandingkan Amerika Serikat untuk memperpanjang perjanjian di luar masalah akses pasar untuk memasukkan aturan mengenai perdagangan jasa dan kekayaan intelektual. Setelah 2002, pemerintah kiri-tengah di Brazil dan Argentina, antara lain, meningkatkan perlawanan terhadap Amerika Serikat selama negosiasi dan selanjutnya berkontribusi pada kebuntuan.